Hari ini jam 15:52Kawan-kawan sebangsa dan setanah air…Akhirnya kekhawatiran yang selama ini menggelayuti warga Jawa Barat khususnya seniman terjadi juga, Gubernur Jawa Barat asal Partai Keadilan Sejehtra itu secara syah telah melarang seni tari jaipongan dan bajidoran dipentaskan di bumi pertiwi parahyangan.
Informasi ini saya dapatkan darai rekan wartawan Galamedia Bandung Kiki Kurnia via sms, tak percaya dengan sms saya telpon kesana kemari, berbagai narasumber dan lain-lain. Akhirnya salah seorang staff Disbudpar Jawa Barat (enggan disebut namanya) mengakui hal itu.
“Gubernur Jabar telah melarang tari tradisional yang mengandung unsur 3G yakni, geol, gitek dan goyang, didalamnya adalah jaipongan dan bajidoran, abdi ge teu ngartos naha gubernur teh bet kitu nya…
Informasi ini saya dapatkan darai rekan wartawan Galamedia Bandung Kiki Kurnia via sms, tak percaya dengan sms saya telpon kesana kemari, berbagai narasumber dan lain-lain. Akhirnya salah seorang staff Disbudpar Jawa Barat (enggan disebut namanya) mengakui hal itu.
“Gubernur Jabar telah melarang tari tradisional yang mengandung unsur 3G yakni, geol, gitek dan goyang, didalamnya adalah jaipongan dan bajidoran, abdi ge teu ngartos naha gubernur teh bet kitu nya…
Hari ini saya juga membaca berita soal hal tersebut di Pikiran Rakyat:
BANDUNG, (PR).-Pemerintah Provinsi Jawa Barat membantah telah mengeluarkan instruksi gubernur atau surat keputusan yang melarang tari jaipong. Namun, para seniman tari di Jawa Barat diminta agar memperhalus gerakan erotisnya dan menggunakan pakaian tertutup.
“Tidak ada larangan dan tidak akan pernah ada larangan, apalagi pemasungan terhadap kreativitas seni baik Jaipong maupun lainnya,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Ir. H. Herdiawan Iing Suranta, saat jumpa pers di Gedung Sate Jln Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (6/2).
Pernyataan tersebut diungkapkan untuk menanggapi adanya keresahan koreografer tari jaipong mengenai larangan tersebut. Meskipun demikian, menurut Herdiawan, Gubernur Jawa Barat berharap agar pakaian penari wanita tertutup dengan menggunakan kebaya. “Seperti penari jaipong di tahun 1980, menggunakan pakaian tertutup namun tetap menarik dan tidak mengurangi estetika,” ucapnya.
Sementara itu Ketua Asosiasi Tari Bandung, Mas Nanu Muda mengatakan seni di Jawa Barat memiliki berbagai jenis kultur yang berbeda di setiap daerah. “Mungkin di Bandung bisa melakukan gerakan yang diperhalus, tapi lain halnya dengan di pantura dan itu sudah menjadi kultur daerah tersebut selama bertahun-tahun,” ujarnya.
Selain gerakan halus, Nanu mengatakan, pada gerakan jaipong terdapat juga “gahar” yang bersifat ceria, “gembiran” yang tajam seperti pesilat, dan “geol’ yang kaitannya dengan bentuk tubuh. “Hal itu merupakan pamantes, kalau diperhalus bisa saja itu jadinya bukan jaipong,” ucapnya. (A-185/A-87) ***
Komentar
"Kumaha atuh nasibna Lingkung Seni Muncul Munggaran di Pamanukan, anu 20 nayaga na ngandelkeun hirup tina nabeuh, bari eta oge teu unggal minggu komo unggal poe mah,…Matak ge ati-ati ieuh ari milih pamingpin teh…, teu cukup ku kasep jeung ngora,… lah ari geus kieu meureun hal anu biasa dipigawe ku urang kayaning latihan jaipong bisa jadi ngarempak hukum,…moal lila deui dina acara buser atawa KPK, atawa acara kriminal sejena bakal aya berita :“Dani Kocin tertangkap tangan sedang menabuh kendang (lain gendang siah. teu sudi…!!) dengan pola tepak Jaipongan mengiringi latihan istri tercinta, keduanya terancam hukuman sekian taun penjara dan denda setinggi-tingginya sekian juta.”Atawa aya berita“Polisi Pamong Praja membubarkan secara paksa Upacara pernikahan Putri Milyarder Eep Supendi, karena nanggap Bajidoran”Alah ieung…….. kumaha atuh dunya teh ??"
Warta lengkep ti eepinside
Tidak ada komentar:
Posting Komentar