DIALÉK SOSIAL BASA SUNDA
DI KECAMATAN CIANJUR KABUPATÉN CIANJUR
(Ulikan Kandaga Kecap Basa Prokém (Slang) di Kalangan Rumaja) 1)
Aditia Gunawan 2)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menginventaris kata dan mendeskripsikan jenis kata, pola pembentukan kata, serta fungsi bahasa prokem remaja di Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur (BPRC) dalam komunikasi intra kelompoknya.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja yang berada di wilayah Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur. Dua puluh remaja dari tiga desa di Kecamatan Cianjur dijadikan sampel penelitian. Dengan demikian, penelitian ini menggunakan purposive sample. Melihat bentuk dan tujuan penelitian, metode yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik studi dokumentasi, wawancara, dan sadap rekam, sedangkan untuk analisis data, teknik yang digunakan adalah teknik komparasi intralingual dan komparasi ekstralingual.
Berdasarkan inventaris 366 kata BPRC, ditemukan jenis kata yang tersebar dalam (1) 105 kata benda (28,69%), (2) 109 kata kerja (29,78%), (3) 115 kata sifat (31,42%), (4) 14 kata bilangan (3,83%), (5) 18 kata tambah (4,92%), dan (6) 5 kata seru (1,37%). Terdapat 26 (7,10%) kata BPRC yang mengalami perubahan jenis kata dari BSL, sedangkan 340 kata (92,90%) tidak mengalami perubahan. Pola perubahan jenis kata terbagi dalam 6 pola, meliputi: (1) KB ßKS (13 kata/3,55%), (2) KB ß KG (7 kata/1,91%), (3) KB ß KPh (2 kata/0,55%), (4) KB ß KPk (2 kata /0,55%), (5) KB ß Kal (1 kata/0,27%), dan (6) KP ß KS (1 kata/0,27%). Pola pembentukan kata BPRC dapat dibedakan berdasarkan: (1) Bentuk dan (2) Asosiasi. Berdasarkan bentuknya, pola pembentukan kata BPRC dibagi menjadi 6 bagian, yaitu: (1) metatesis yang meliputi: (a) metatesis murni (79 kata/21,59%), (b) metatesis perubahan bunyi (178 kata/48,63%), dan (c) metatesis pelesapan (4 kata/1,09%), (2) pengekalan (41 kata/11,20 %), (3) epentesis (4 kata/1,09%), (4) paragog (9 kata/2,46%), (5) abreviasi meliputi pola reduksi (4 kata/1,09%) dan preosiopsis (4 kata/1,09%), dan (6) pola arbitrer (43 kata/11,75 %). Berdasarkan asosiasi, pola pembentukan kata BPRC bisa dibagi menjadi 3 pola asosiasi, antara lain: (1) asosiasi bunyi (323 kata/88,25%), asosiasi makna (14 kata/3,83%), dan (3) disasosiasi yang meliputi disasosiasi dengan rujukan (9 kata/2,46%), dan disasosiasi tanpa rujukan (20 kata/5,46%). Berdasarkan analisis konteks wacana (laku basa), diperoleh kesimpulan bahwa BPRC memiliki fungsi emotif, konatif, kognitif, patis, imaginatif, dan metabahasa. Fungsi emotif terlihat dari nada dan rasa, fungsi konatif terlihat dari tujuan pembicara (amanat omongan), fungsi kognitif dan metabahasa terlihat dari tema pembicaraan (nu dicaritakeun), fungsi patis terlihat dari tatakrama (undak-usuk basa) dan latar suasana, fungsi imaginatif terlihat dari kategori bentuk linguistik (genres/galur omongan) dan tujuan pembicaraan (amanat omongan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar